JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat RI, Tantowi Yahya, menilai, ancaman radikalisme terhadap anak-anak dapat berkembang melalui medium yg terkadang tak disadari oleh orangtua mereka.
Karena itu, penanganan yg tak biasa pun diperlukan guna mengantisipasi hal-hal yg tak diinginkan. Pada umumnya, kata dia, radikalisme berkembang melalui sejumlah faktor, seperti doktrinisasi ideologi, ekonomi, dan teknologi.
Faktor pertama dan kedua yaitu hal yg wajar terjadi selama ini dalam penyebaran paham itu.
“Isu yg berkembang, bagi anak-anak muda dari luar negeri, ISIS menawarkan gaji hingga 3.000 dollar per bulan. Lalu, pemahaman agama yg doktriner membuat anak muda tak memiliki ruang dialog buat perbedaan di lingkungannya,” kata Tantowi dalam informasi tertulis pada Sabtu (20/2/2016).
Faktor ketiga, menurut dia, menjadi faktor yg terkadang dilupakan orangtua. Ia mencontohkan penyebaran ajaran radikal melalui game. Ia menilai, game yg memuat konten kekerasan lebih kurang memberikan pengaruh terhadap pola pikir anak.
Ia menyarankan, seandainya orangtua berkenan memberikan game kepada anak-anaknya, sebaiknya game tersebut bernilai positif, seperti game olahraga.
“Game (bertema) action berbasis online atau konsol secara tak segera mengajarkan kekerasan. Untuk itu, orangtua harus mewaspadai game yg dimainkan anak-anak,” ujarnya.
Sumber: http://ift.tt/1mmsIby
Sumber Artikel Tantowi Minta Masyarakat Waspadai Penyebaran Ajaran Radikal Lewat “Game”
0 Response to "Tantowi Minta Masyarakat Waspadai Penyebaran Ajaran Radikal Lewat “Game”"
Posting Komentar