Jakarta, Obesitas adalah salah sesuatu persoalan kesehatan yg dihadapi oleh masyarakat dunia ketika ini. Penyebab utamanya karena seseorang tidak dapat mengontrol asupan kalori yg ia peroleh dari makanan dan minumannya.
Meski produsen pangan sudah dituntut bagi menulis angka kecukupan gizi dan kandungan nutrisi produk, masyarakat sepertinya masih belum segala dapat membuat pilihan ke arah gaya hidup sehat. Terkait hal tersebut ahli psikologi perilaku berkomentar hal tersebut mungkin dapat diubah dengan mengenalkan macam label baru.
Dr Trent Smith yg berasal dari University of Otago, Selandia Baru, menyampaikan misalnya dunia mampu akan menggunakan label dengan tulisan ‘imitasi’ bagi makanan olahan. Pada tahun 1938 kongres Amerika Perkumpulan (AS) membuat aturan bahwa makanan yg diolah sedemikian rupa harus mendapat label imitasi dan terbukti bahwa ada perubahan perilaku drastis dari warganya.
Baca juga: Curangi Diet Sehari Boleh, Tapi Sebaiknya Tetap Hindari Junk Food
“Bagaimana cara label imitasi bekerja seperti ini, seandainya Anda mau menjual saus spageti yg diproduksi dengan cara berbeda dari yg biasa dikerjakan orang-orang di rumahnya, maka Anda harus menaruh label imitasi,” kata Smith seperti dikutip dari ABC Australia pada Kamis (4/2/2016).
“Anda harus menyebutnya ‘saus spageti imitasi’. Ini mulai membawa dampak luar biasa di pasar karena orang-orang mulai menghindari segala barang yg ada imitasinya,” lanjut Smith.
Hal serupa dari apa yg dikatakan Smith ini sebetulnya telah pernah terjadi. Pada tahun 1913 istilah lemak trans diperkenalkan oleh sesuatu perusahaan di AS dan ketika itu dipromosikan sebagai alternatif dari minyak lemak binatang yg lebih sehat.
“Tapi pada awal tahun 1990 ilmuwan menemukan bahwa ada bukti solid bahwa lemak trans dapat menyebabkan sakit jantung dan mengakibatkan kematian banyak orang,” kata Smith.
Akhirnya Pemerintah AS kemudian pada tahun 2006 mewajibkan bagi semua produk yg ada memberikan label ‘lemak trans’. Hasilnya menurut Smith adalah perubahan sikap dari masyarakat yg akan menghindari produk makanan dengan lemak trans.
“Hal ini membuat konsumen berpikir dan memiliki prinsip aturan sederhana: Hindari seluruh makanan yg tidak kandungan lemak transnya tak 0,” kata Smith.
“Label lemak trans adalah contoh sukses dari cerita ini,” pungkasnya.
Baca juga: Dalam Jangka Panjang, Konsumsi Junk Food Berlebih Picu Sindrom Metabolik
(fds/vit)
Sumber: http://health.detik.com
Sumber Artikel Tulisan ‘Imitasi’ Di Label Pangan Disebut Bisa Jadi Solusi Masalah Obesitas
0 Response to "Tulisan ‘Imitasi’ Di Label Pangan Disebut Bisa Jadi Solusi Masalah Obesitas"
Posting Komentar