Kontroversi Tayangan “Pria Kewanitaan” Dan Kebebasan Berekspresi

JAKARTA, KOMPAS.com – Beberapa hari ini, masyarakat memberi perhatian lebih terhadap program-program yg ditayangkan lembaga penyiaran. Pembicaraan semakin hangat saat menyinggung aturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yg melarang lembaga penyiaran menayangkan program bernuansa promosi orientasi seksual menyimpang.

Sebenarnya, aturan yg tertuang dalam surat edaran nomor 203/K/KPI/02/2016 itu bukanlah barang baru. Anggaran itu kembali diterbitkan, disampaikan kepada semua lembaga penyiaran di Indonesia, buat merespons isu mengenai lesbian, gay, biseksual, dan transgender yg tengah menjadi polemik.

Tafsir mudahnya, KPI melarang lembaga penyiaran menayangkan program yg memuat adegan “laki-laki kewanitaan”. Adapun gaya kewanitaan yg dimaksud KPI adalah saat laki-laki memakai pakaian dan riasan (make-up) wanita, bahasa tubuh, gaya bicara, penggunaan istilah, dan sapaan yg kerap digunakan oleh pria kewanitaan.

(Baca: Pria “Melambai” Dilarang Tampil, Stasiun TV Pertemukan Pengisi Acara dan KPI)

KPI menilai, hal-hal tersebut tak sesuai dengan ketentuan penghormatan terhadap norma kesopanan dan kesusilaan yg berlaku dalam masyarakat. Anggaran itu dianggap perlu diterbitkan kembali bagi melindungi anak-anak dan remaja dari orientasi seks menyimpang.

“Kami mulai melakukan pemantauan intensif kepada semua lembaga penyiaran. Hukuman mulai kalian jatuhkan seandainya lembaga penyiaran terbukti masih menyiarkan hal-hal di atas,” demikian isi surat edaran KPI.

Surat tertanggal 23 Februari tersebut ditandatangani Ketua KPI Judhariksawan dan ditujukan kepada segala direktur penting lembaga penyiaran di Indonesia.

Komisioner KPI Idy Muzayyad mengatakan, surat edaran tersebut dua kali telah pernah disampaikan kepada lembaga penyiaran. Menurut dia, surat itu diedarkan sebagai penekanan kembali dan cuma diedarkan di tengah momentum tertentu.

Selanjutnya: Pro dan kontra

Sumber: http://ift.tt/1mmsIby



Sumber Artikel Kontroversi Tayangan “Pria Kewanitaan” Dan Kebebasan Berekspresi

0 Response to "Kontroversi Tayangan “Pria Kewanitaan” Dan Kebebasan Berekspresi"

Posting Komentar