Jauh-jauh tiba ke Malang, sutradara muda Angga Dwimas Sasongko kembali memberikan klarifikasi soal tudingan plagiat film terbarunya SURAT DARI PRAHA. Ia sedikit kecewa dengan banyaknya komentar negatif masyarakat yg akhirnya memicu munculnya petisi boikot SURAT DARI PRAHA.
“Yang dapat kalian pahamin kan, sebenarnya ada nggak nih (unsur plagiat dalam filmnya)? Kalau nggak ada kenapa harus dibilang plagiasi? Dua orang mampu milik ide di ketika bersamaan atau di waktu dan wilayah yg berbeda. Kita milik 6 miliar manusia di dunia ini. Dan yg milik cerita dengan background eksil itu nggak hanya kita. Ada ribuan. Ada di Kuba. Ada ribuan. Harusnya ini bukan jadi sebuah polemik,” tuturnya ketika dijumpai di Hotel Tugu, Malang, Jawa Timur, Rabu (3/2).
Menurutnya, masalah ini telah banyak yg menunggangi. “Pihak yg tendensinya ingin meramaikan aja aku minta menahan diri. Harus melihat ini secara proporsional. Harus mengerti lalu apa sih yg namanya hak cipta, mengerti lalu apa sih plagiasi. Saya pengin dunia kreatif ini layak disikapi dengan mental yg taat hukum, bukan sekadar menghakimi di media sosial, membangun opini publik dan kemudian menjadi polemik. Kita dapat kok,” tegasnya.
Dunia kreatif ini ada aturan mainnya, menurut Angga. “Itu aja lalu diselesein baru kami ngomong soal lain, soal etika dan soal moral. Seperti Iwan Fals bilang, ‘Urus saja moralmu’. Maksudnya tiap orang milik standar yg berbeda. Tetapi standar hukum itu sama. Krusial buat menempatkan masalah-masalah seperti di dunia kreatif ini di koridor hukum. Janganlah nuduh-nuduh, bikin petisi, sementara belum ada putusan pengadilan mengenai apa pun itu,” ungkap sutradara yg baru saja dikaruniai putra ganteng dua bulan silam.
Ia kecewa dengan bullyan masyarakat mulai karya yg digarapnya selama bertahun-tahun ini, meskipun mereka belum nonton atau membaca kumpulan cerpen SURAT DARI PRAHA.
“Kami milik misi sebenarnya. Sayang saat film ini lebih naik kontroversi daripada substansi filmnya. Kami sebenarnya bicara tentang orang-orang yg keadilannya direnggut ketika peristiwa 65. Bagaimana kalian sebagai bangsa, sebagai generasi hari ini menyikapi hal tersebut. Bagaimana kalian dapat membangun konteks dari hal tersebut bagi pelajaran kalian ke depannya. Itu kan substansi yg aku ingin tawarkan bagi film ini dengan semua resikonya. Mari bicarakan itu, bukan polemiknya.
Terakhir, ia menitipkan pesan supaya kejernihan tetap ada di dalam diskusi-diskusi mendatang. “Semua orang milik pendapat dan aku menghargai seluruh pendapat,” tutupnya. (kpl/dka/ntn/tch)
Sumber: http://ift.tt/H1M3Lj
Sumber Artikel Angga Sasongko Minta Masyarakat Fair Soal ‘SURAT DARI PRAHA’
0 Response to "Angga Sasongko Minta Masyarakat Fair Soal ‘SURAT DARI PRAHA’"
Posting Komentar