Lola Amaria Angkat Kisah Para Tunanetra Dalam Film ‘JINGGA’

Saat membuka mata di pagi hari, tentu mulai sangat menyenangkan melihat langit yg biru dan sinar cerah matahari yg menembus jendela kamar atau rumah kita. Tapi bagaimana dengan para teman dan saudara kalian yg tak dapat melihat (Tunanetra)?

Meski berada di bawah langit dan Bumi yg sama, tampaknya cuma gelap saja yg mereka lihat setiap saat. Hanya saja, anggapan seperti inilah yg justru keliru KLovers. Yap, Lola Amaria justru memiliki alasan yang lain terhadap para penyandang Tunanetra bahkan sampai mengangkatnya ke dalam layar lebar berjudul JINGGA.

“Saya melihat teman-teman tunanetra itu menarik kehidupannya. Kita sangka kehidupan mereka gelap ternyata lebih berwarna dibanding orang yg milik penglihatan sempurna. Hal-hal yg menarik itulah yg harus aku sampaikan ke publik bahwa ada banyak pelajaran yg disampaikan di film ini,” ujar Lola Amaria ketika bermain ke kantor Redaksi KapanLagi.com, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (25/1).

Lebih jauh, Lola sampai melakukan riset mendalam sebelum memulai film drama dengan pesan positifnya itu. Bukan soal penyakit turunan, justru Lola menemukan banyak hal yg mampu menyebabkan kebutaan pada seseorang dan hal tersebut kemudian ia bawa dalam film JINGGA.

Film JINGGA, bersiap membuka mata kamu tentang dunia yg dilihat para Tunanetra Film JINGGA, bersiap membuka mata kamu tentang dunia yg dilihat para Tunanetra KapanLagi.com/Bayu Herdianto

“Jadi gini saat aku mengambil cerita ini banyak orang gak tahu penyebab dari kebutaan itu. Penyebabnya macam-macam, tetapi Tunanetra bukan turunan. Nah, 4 anak ini melatarbelakangi kenapa mereka tunanetra. Marun sekeluarga Tunanetra karena tempat dia tinggal MCK nya terkontaminasi limbah pabrik seperti mercury. Magenta terlahir sempurna. Tapi karena ketidaktahuan orang tuanya memberi dia obat dengan dosis tinggi ketika sakit, panas, step, jadi buta matanya. Nila ini ibunya tak memeriksakan kandungan dengan benar, dahulu ada virus jadi terlahir Tunanetra. Jingga, dapat melihat sejak lahir tetapi saat umur 7 tahun low vision. Ketika dewasa kena kecelakaan dan terbentur sehingga membuat jadi Tunanetra. Untuk riset, aku sengaja memilih pemain yg tak milik nama. Sehingga penonton yakin kalau pemainnya ini benar-benar Tunanetra. Kalau pakai pemain terkenal kan penonton tahu kalau ini cuma akting. Resikonya memang besar karena mereka ini pemain baru yg perlu dilatih. Untungnya mereka disiplin ketika latihan. Mereka juga main musik dan bikin lagu. Jadi bagaimana mereka main musik tanpa melihat,” jelasnya.

Dengan alasan-alasan inilah Lola tergerak buat mengangkat kisah para Tunanetra di mana mereka sebenarnya memiliki hidup yg tak berbeda jauh dengan kita. Penasaran? Pastikan kamu update segala beritanya lalu di sini sebelum film ini dirilis ya KLovers.

“Ini cerita tentang sekelompok remaja SMA tetapi SLB. Jingga milik latar belakang keluarga menengah kemudian dia milik penglihatan yg kurang dari kecil. Bapaknya tak menerima kondisi Jingga sampai divonis tunanetra total oleh dokter. Akhirnya ibunya yg men-treat dia biar mentalnya gak jatuh. Jingga sangat terpukul karena jadi Tunanetra. Masuk SLB bertemu teman-temannya Marun, Magenta, dan Nila membentuk sebuah band. Di situ lah kepercayaan dirinya pulih. Ada cemburu, cinta, dan drama di film ini,” pungkas Lola.

Sumber: http://ift.tt/H1M3Lj



Sumber Artikel Lola Amaria Angkat Kisah Para Tunanetra Dalam Film ‘JINGGA’

0 Response to "Lola Amaria Angkat Kisah Para Tunanetra Dalam Film ‘JINGGA’"

Posting Komentar